Sabtu, 10 Desember 2011

Cinta Ala Lolipop (Part 24) *Repost

Shilla mematut dirinya dicermin. Rambutnya udah rapi,shilla membiarkan rambutnya yang panjang tergerai dengan bando kecil berwarna biru dengan pita berwarna senada diatasnya.
Dengan sedikit polesan bedak shilla siap
untuk pergi ke taman. Sekali lagi shilla menarik nafasnya dalam.

“aduh kalo bener cowo itu mau nembak gw gimana ya?? Tapi siapa cowonya? Apa gw kenal dia?” tanya shilla pada dirinya di cermin. Shilla masih bingung antara dateng atau enggak, sebenernya gak ada salahnya shilla dateng
tapi shilla takut aja orang itu Cuma mau ngerjain shilla.

TOKK TOKK

“masuk”

Pintu kamar shilla terbuka, shilla tersenyum kecil melihat orang yang datang

“mau kemana shil,ko udah rapi?” tanya zevana lalu duduk di tempat tidur shilla,

Shilla membalikan badannya menghadap zevana “ada janji ka sama temen” jawab shilla datar

“ou” komentar zevana gak kalah datar. Shilla melihat komentar kakanya yang Cuma o jadi gemes. Harusnya ka zeva tuh tanya temennya siapa janjian dimana,kan kalo gitu shilla bisa cerita ke zevana soal puisinya. Nah
ini ka zevana biasa-biasa aja sekarang malah sibuk sama majalah

‘apa gw certain ke ka zeva soal puisi itu ya. Tapi gw bingung ceritanya udah gitu gw malu’ shilla mengigit ujung telunjuknya sambil sesekali melihat kakanya

“kak,shilla mau tanya”

Zevana mengalihkan pandangannya dari majalah ke shilla “tanya apa shil?”

“waktu kaka di tembak ka alvin perasaan kaka gimana terus reaksi kaka gimana juga?” tanya shilla dengan wajah yang mulai merah

Zevana mengangkat sebelah alisnya “ko kamu nanya gitu emang kamu mau ditembak siapa?” tanya zevana penuh selidik. Shilla langsung minder “gak ko ka Cuma nanya aja. udah kaka jawab aja!”

Zevana tersenyum kecil “ya campur aduk shil. Deg-degan,gemeter,seneng,bingung dan paling ekstrim kita jadi susah ngomong” jawab zevana sambil mengingat saat saat alvin nembak dia, bener-bener gak terlupakan mana nembaknya dihutan
malem-malem pula

“apa separah itu ka?” tanya shilla lagi. Rasa ingin tau shilla membuat zevana semakin bingung tapi zevana gak mau banyak nanya sama shilla

“ya tergantung kitanya si, mungkin kalo kamu ditembaknya sama cowo yang kamu suka pasti reaksinya gak beda jauh sama yang kaka tadi bilang”

Shilla membulatkan mulutnya lalu melihat kakanya dengan tatapan aneh “berarti waktu itu kaka udah suka dong sama ka alvin sebelum shilla ngerelain ka alvin buat kaka” tanya shilla jari telunjuknya menunjuk zevana

Kali ini zevana gelagapan ditanya gitu sama shilla “bukan suka ko shil Cuma kagum. Iya kagum” ucap zevana gugup

Shilla tertawa mendengar jawaban kakanya. Ya shilla tau kalo ka zeva pasti udah suka sama ka alvin saat shilla masih suka sama ka alvin “yaampun ka biasa aja kali reaksinya. Shilla juga tau ko.” Ujar shilla geli
ngeliat muka kakanya tegang

Zevana tersenyum kecut “hehe,iya iya”

Shilla melihat jam kecil ditangannya. 7 kurang 5 menit. Dengan berbagai pertimbangan shilla memutuskan untuk pergi. Sebelum keluar dari kamarnya shilla membawa boneka beruang kecil dan puisinya.sekali lagi shilla
menarik nafasnya.

“shil mau kemana si ko tegang?” tanya zevana sambil melirik shilla dengan aneh. Shilla tersenyum kecil pada kakanya “gak ko ka. Yaudah shilla pergi dulu ya” ucap shilla

“tunggu shil” ucapan zevana membuat langkah shilla terhenti “kenapa kak?”

“kamu gak pake sweater,udah malem dingin loh” zevana beranjak ke lemari shilla dan mengambil sebuah sweater putih dari woll yang dirajut. Shilla tersenyum dan mengambil sweaternya “thanks ya kaka ku cantik” ucap shilla lalu
memakai sweaternya. Dengan sweater putih itu shilla keliatan tambah cantik dan
manis apalagi rambutnya yang digerai (pendapat sang penulis.. setuju? Hehe).
Tanpa lama lagi shilla keluar dari kamarnya,dengan berbagai perasaan shilla
berjalan menuju taman yang gak terlalu jauh dari rumahnya. ‘gw siap gw siap’
ucap shilla mantap sambil menggenggam puisi dan boneka ditangannya. Saat sampe
ditaman shilla celingukan nyari orang yang keliatannya lagi nunggu dia

“mba” seorang menepuk pundak shilla “eh iya ada apa” shilla membalikan badannya

“mba yang namanya shilla?”tanya orang itu. shilla menganguk. “ou jadi bener ya mba yang namanya shilla. gini mba,mba shilla udah ditunggu disana” orang itu menunjuk tempat di salah satu sudut taman. Shilla
memperhatikan tempat yang ditunjuk tadi saat ingin nanya lebih detail lagi orang
yang ngasih tau tadi udah ngeloyor pergi. Dari pada tambah penasaran shilla
berjalan ke tempat yang dimaksud

DAGG DIGG DUGG DERR jantung shilla berdegup kencang,kakinya lemes. Bener kata ka zevana tapi belum jg apa-apa shilla udah kaya gitu apalagi ketemu orangnya. Tapi shilla gak mau mundur dia harus tau,dia gak mau rasa
penasarannya beberapa hari ini sia-sia.

Saat tiba ditempat yang dimaksud shilla bener-bener speachles, seorang bermain gitar diiringi lilin-lilin kecil disampingnya yang membaut semua semakin indah

Di dalam hatimu
T'lah aku temukan
Arti kebahagian

Bersama dirimu
Aku merasa berarti

Sanggupkah dirimu
Untuk bertahan
Hingga waktu tak berjalan

Mencintaiku
Walau bintangku tak terang

Shilla menelan ludahnya mendengar lagu itu, lagu faforit shilla (penulis jg suka :P) dan benar-banar indah dinyanyikan dengan akustik. So sweet. Itu kata yang pas buat ngengambarin semua

Cintailah aku sepenuh hati
Sesungguhnya aku
Tak ingin kau pergi
Takkan mampu ku hadapi dunia ini

Tiada arti semua bila kau pergi

Dentingan gitar itu berhenti. Orang yang bermain gitar tadi menatap shilla. shilla yang ditatap gitu jadi makin tegang.

“hai shilla” ucap cowo itu dengan senyum manisnya

Shilla melambai kikuk dan berjalan mendekati cowo itu. shilla gak nyangka cowo yang ada didepannya sekarang adalah pengirim puisi misterius itu

“gw seneng lo mau dateng kesini. Sebelumnya gw mau minta maaf sama lo karna gw udah bertindak pengecut dengan ngirim puisi tanpa nama ke lo abis gw bingung shil cara gw ngomong ke lo kalo gw…. Gw suka sama lo” ucap cowo
itu tanpa melihat shilla

Shilla tersenyum lebar mendengar ucapan cowo tadi ‘gw juga suka sama lo cak’ batin shilla berbunga-bunga

“shil gw tau pasti moment ini gak pas banget ya karna lo baru aja berduka karna meninggalnya Zahra tapi gw gak bisa nunda waktu lagi karna gw takut semakin lama ditunda gw makin gak berani” ucap cowo itu yang ternyata
cakka. Kali ini cakka menatap shilla dalam. Fiuhh shilla gak kuat ditatap gitu.

“cak gw…. Bisa ngerti ko” ucap shilla terbata. Bener kata ka zeva gw jadi susah ngomong batin shilla

Cakka tersenyum dan bangun dari duduknya. Kali ini posisi shilla dan cakka berhadapan. DEGG jantung shilla berdetak gak terkendali begitu juga cakka

“shil would you be my girl friend and be a special girl in my heart?” ucap cakka serius

Sumpah demi apapun shilla tegang banget persis kaya orang mau nerima hasil ujian.

“gw mau gw mau’ ucap shilla dalam hati. Aduh kenapa susah banget buat shilla bilang iya.

“so how about my question. Would you be my girl friend?”tanya cakka lagi

Shilla mengangguk pelan. Dan hanya itu yang bisa shilla lakukan. Cuma ngangguk. Cakka tersenyum senang, senyum yang paling manis yang pernah diliat shilla.

“thanks shil” ucap cakka tulus. Shilla mengangguk. jam 8 shilla pulang ke rumah dianter cakka sebelum pulang mereka sempet jalan (maklum baru jadian) sampai dirumahnya shilla senang bukan main,dari masuk rumah sampe masuk
kamar shilla senyum-senyum mulu. Zevana dan ozy yang lagi nonton tv ngeliat
shilla gitu jadi aneh

“kenapa tuh ka,ka shilla?”tanya ozy dengan tatapan aneh

Zevana mengangkat bahunya “gak tau. Tanya yuk”

Ozy mengagguk setuju. Zevana dan ozy naik kelantai atas ke kamar shilla. sampai dikamarnya zevana dan ozy nemuin shilla yang lagi barbaring tapi tetep senyum-senyum.

“ka ngapain lo senyum-senyum abis dapet undian?” tanya ozy lalu ikut tiduran dikasur shilla

“ini lebih bagus dari dapet undian” jawab shilla sambil tersenyum lebar

“terus kenapa shil?” tanya zevana yang masih berdiri

Shilla gak ngejwab pertanyaan kakanya. Shilla terus senyum sambil mengingat kejadian tadi. Zevana dan ozy saling pandang “kaka jadian ya”tebak ozy dengan gaya bak detektif. Shilla Cuma nyengir kuda. “tuh kan
berarti bener tadi kamu nanya-nanya gitu sama kaka,kamu pasti mau ditembak”
komentar zevana sambil neglempar shilla dengan boneka kecil. Lagi lagi shilla
Cuma nyengir

“berarti harus ada traktiran” protes ozy tegas. Shilla melihat adiknya sinis “gak. Gak akan”

“yaudah gw bilangin mamah sama papah ni. MAH PAH KA SHILLA UDAH PUNYA PACAR” teriak ozy cepat.

Shilla yang denger ucapan konyol ozy langsung ngelemparin ozy dengan bantalnya

“bawel lo” ucap shilla kesal

“makanya kalo gak mau gw laporin harus ada bayarannya. Kaya ka zeva tuh rahasiannya aman kan” ozy menunjuk zevana yang kali ini duduk disebelah shilla

“iya iya nanti gw bayar. Dasar adik matre” shilla mendengus kesal lalu meraih dompetnya dan mengeluarkan uang 20.000 “nih” shilla melemparkan uangnya,

Ozy tersenyum senang “thanks kaka ku. Semoga langgeng” ucap ozy langsung ngeloyor pergi.

“shil siapa cowonya?” tanya zevana saat ozy udah gak terlihat lagi. Dengan senang shilla menceritakan tentang cakka pada zevana. Saking capenya cerita shilla dan zevana sampe ketiduran.

>>>

Jam udah nunjukin pukul 6 pagi, ify masih siap-siap untuk berangkat. Dengan cepat ify menyisir rambutnya. Saat didepan cermin ify melihat dirinya yang tampak sendu dan berantakan. Mata ify agak bengkak dan kantung
matanya juga terlihat banget. Semalaman ify nangis, ada 2 hal yang buat ify
nangis pertama karna rasa kehilangan ify yang mendalam terhadap kepergian Zahra
dan kedua masalah debo yang marah lagi sama dia.

“ka ify. Makan yuk” ucap keke yang masuk ke kamar ify. Ify melihat keke sekilas “iya ke duluan aja nanti kaka nyusul” kata ify lemas. Keke menghampiri ify dan mengelus rambut kakanya “ka,keke ngerti perasaan kaka. Tapi
ka kaka harus kembali jadi kaka yang ceria lagi”

“makasih ya. Kaka janji ka ify bakal jadi ka ify yang ceria lagi tapi gak sekarang” ujar ify tanpa melihat keke. Pandangannya tertuju ke dirinya dicermin

“iya keke tau. Yaudah ka meningan sekarang kaka makan kita kan harus berangkat”

Ify mengangguk “yaudah kita makan” ucap ify dengan sedikit senyumnya.

Di meja makan ify hanya diam gak kaya biasanya. Agni,keke dan bunda bisa maklumin itu. saat hendak menyuap nasi goreng terakhirnya ify mendengar suara motor didepan rumahnya.

“kayaknya temen lo deh fy” ucap agni sambil ngelongok ke jendela melihat orang yang dateng. Ify ikut ngeliat bareng agni. Rio. ‘ngapain dia kesini’ tanya ify. Tanpa pikir panjang ify keluar dari rumahnya dan nyamperin
rio yang lagi nangkring di motor

“ngapain yo?” tanya ify

“mau nganter lo. Eh lo berangkat bareng gw ya. Soalnya gw dipesen sama orang buat nganter lo kesuatu tempat sekalian nganter lo kesekolah” ucap rio dengan senyum tipis dibibirnya

Ify mengernyit heran “emang siapa. Lagi juga gw kan bareng bunda,keke sama ka agni”

“iya si gw tau,tapi gw dipesen sama orang,orang ini pengen banget ketemu lo ayolah ntar lo juga tau ko orangnya siapa” ucap rio menatap ify dengan kesunggughan

Ify sebenernya bingung tapi karna rio maksa ify gak bisa nolak “oke deh gw ngambil tas sama pamitan dulu” ucap ify malas. Setelah pamitan dengan bunda,keke dan ka agni ify akhirnya berangkat bareng rio tapi sesuai janji ify
akan dibawa ke suatu tempat dulu untuk ketemu sama seseorang. Motor rio melaju
menyusuri jalanan Jakarta yang seperti biasa. Macet. Sampe Akhirnya motor rio
tiba di sebuah taman,dengan ragu ify mengikuti rio jalan. Dan tibalah ify
disebuah bangku,disana duduk seorang wanita yang sangat ify kenal

“tante riva” ujar ify

Tante riva tersenyum “ify maaf ya tante nyuruh kamu kesini. Tante Cuma mau nyampein amanat Zahra” tante riva mengeluarkan sebuah tape recorder dari tasnya “sebelum Zahra pergi dia nitip ini ke tante katanya kamu
harus dengerin ini sama debo dibukit biasa kalian main dulu”

Ify meraih tape recordernya “makasih tante”

“iya. Yaudah tante Cuma mau ngasih itu doang. Sekali lagi tante minta maaf ya udah nyuruh kamu kesini”

“gak papa ko tante” kata ify dengan senyum manisnya

Setelah menerima tape recordernya dan pamitan sama tante riva ify dan rio kembali melanjutkan perjalanan kesekolah.sepanjang jalan ify mikirin tentang tape recorder itu

‘apa isinya?’

Tidak ada komentar: