Kamis, 07 Maret 2013

Sang Abu-Abu




Awalnya biasa sungguh ku tak menyangka dirimu ternyata buat ku cinta.....


“Kayaknya aku suka sama dia” Aku-nya

“Kamu nggak boleh suka sama dia, Fy. Dia udah bahagia sama yang lain”

“Aku cuma suka sama dia kok, Siv. Aku nggak berharap buat miliki dia” Ujarnya

“Kamu emang ngomong gitu, tapi aku yakin, di hati paling dalam kamu, kamu berharap dia jadi milik kamu"

“Entahlah. Aku juga nggak yakin akan itu.” Ucapnya, “Di satu sisi, aku ikut seneng dia bahagia dengan orang yang ia pilih. Tapi, di sisi lain, disini..” ucapnya sambil menunjuk dadanya sendiri, “Sakit ngelihat dia bahagia dengan orang lain, bukan dengan kita sendiri” Lanjutnya

“Itu tandanya kamu beneran suka sama dia, Ify”

“Aku nggak tahu. Semuanya masih abu-abu, tak ada hitam ataupun putih”


***

Walau perih hati namun aku bertahan....


“Tadi dia cerita ke aku, Siv” Ungkapnya

“Cerita apa?”

“Cerita tentang seseorang yang selama ini selalu dengannya. Cerita tentang seseorang yang akhir-akhir ini membuatnya bahagia” Tanyanya

“Terus kamu gimana?”

“Gimana apanya?”

“Ya kamu gimana? Lebih tepatnya perasaanmu sekarang gimana?”

“Nggak gimana-gimana kok”

“Nggak sakit denger dia cerita ke kamu tentang orang lain?”

“Sakit itu pasti! Tapi yah mau gimana lagi? Aku nggak mungkin kan ngerusak mereka”

“Kenapa nggak coba bilang sama dia aja?”

“Sampai kapanpun aku nggak bakal bilang ke dia sebelum dia ngerasa dengan sendirinya. Untuk saat ini biar kita berdua aja yang tahu”

“Kenapa? Kenapa nggak bilang sekarang ke dia? Daripada kamu harus nahan sakit terus-terusan denger dia cerita ke kamu tentang orang lain”

“Aku Cuma nggak mau kalau dengan adanya sebuah pengakuan, pengakuan itu merusak semuanya. Lebih baik diam dan dipendam”

“Aku heran sama kamu. Nggak ngerti sama jalan pikiranmu.”

“Aku sendiri juga merasakan begitu.”

“Terus, sekarang kamu mau gimana?”

“Nggak gimana-gimana. Aku tetap menjadi aku yang seperti biasanya. Aku mencoba bertahan, walau perih”


***

Aku kamu dan dia terjebak dalam sebuah segitiga percintaan........



“Kemarin dia cerita lagi ke aku”

“Sekarang tentang apa?”

“Masih sama. Cerita tentang orang yang sama. Cuma, bedanya sekarang dia nggak bertepuk sebelah tangan. Ternyata sang pemeran pendamping memiliki perasaan yang sama kepada sang pemeran utama.”

“Dan sampai saat ini kamu belum membuat sebuah pengakuan?”

Dengan terseyum getir, “Aku udah pernah bilangkan, aku nggak akan membuat sebuah pengakuan kepada sang tokoh utama.”

“Kenapa? Dengan adanya kamu bilang ke dia, kamu nggak perlu sembunyi-sembunyi lagi.”

“Aku nggak mau jadi pemeran antagonis dalam kisah mereka. Aku juga nggak mau jadi pemeran sebagai orang ketiga dalam kisah mereka.”

“Terserah kamu! Yang jelas, cepat atau lambat dia bakal tahu dengan sendirinya.”

***

Aku berhenti berharap...


“Setelah beberapa minggu dia menghilang. Kemarin dia datang lagi. Dengan sebuah pertanyaan yang menurutku cukup rumit hingga akhirnya aku melakukan sebuah pengakuan dosa.”

“Apa?”

“Sang pemeran utama bertanya, kenapa aku dan dia semakin jauh. Dan ia juga bertanya, perasaan apa yang aku rasakan kepadanya.”

“Kamu jawab apa?”

“Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku membuat sebuah pengakuan dosa.”
---
‘Aku nggak tahu. Ini hanya perasaanku saja atau memang kenyataannya bahwa sekarang aku dan kamu menjauh, Fy.’

‘Yahh, begitu lah kenyataannya, Yo. Jauhhh dan semakin jauh.’

‘Aku mau tanya, sebenarnya, perasaanmu ke aku itu gimana, Fy?’

‘Nggak tahu. Rumit!’

‘Berarti?’

‘Entahlah. Seharusnya kamu tau jawabannya.’

‘Jadi? Selama ini?’

‘Ya begitu lah. Aku mau ngaku dosa. Bahwa aku salah langkah’

‘Tapi kenapa? Kenapa nggak bilang dari dulu?’

‘Aku nggak siap! Dan aku juga nggak tega buat bikin pengakuan ini ke kamu disaat kamu sedang bahagia. Jadi, aku memilih untuk diam.’

‘Sejak kapan hadirnya?’

‘Sejak awal.’

‘Aku nggak ngerti. Ini terlalu rumit.’

‘Begitu pun denganku. Aku juga nggak tahu kenapa ia hadir.’

‘Sekarang, maumu gimana?’

‘Aku nggak mau gimana-gimana. Aku Cuma minta kamu tetep sama dia, dan nggak usah peduliin aku, karena aku udah biasa.’

‘Aku juga nggak akan sama dia. Aku nggak akan sama siapa-siapa’

‘Itu terserah kamu. Kamu bisa ngomong kayak gitu, tapi yang jelas aku tahu, hati kamu udah milih dia.’ Ujarnya dengan sebuah senyum yang getir
---

“Kini Sang Abu-Abu telah mengetahui semuanya, telah mengetahui sebuah rahasia yang selama ini terpendam dalam. Dan Sang Abu-Abu telah memilih Hitam, bukan Putih.” Ucapnya