Sabtu, 10 Desember 2011

Cinta Ala Lolipop (Part 23) *Repost

Ify,rio dan tante riva (mamahnya Zahra) menunggu diluar. Dokter sedang menangani Zahra,ify bener-bener takut.kata-kata terakhir Zahra masih terngiang dikepala ify. Ify gak mau Zahra pergi,baru aja ify ketemu Zahra
sahabat yang pergi cukup lama dan sekarang saat ify bisa ketemu Zahra,Zahra
malah pergi ninggalin ify untuk selama-lamanya.

“gw takut Zahra gak selamat” ucap ify dalam tangisnya

Rio merangkul ify disebelahnya,mencoba memberi ketenangan “lo yang sabar ya kita berdoa aja yang terbaik buat Zahra”

“tapi yo tadi tuh Zahra tuh bilang sama gw katanya dia bahagia banget bisa ketemu sama kita dan semua anak-anak NIS dia juga pesen sama gw kalo gw harus baikan sama debo dan menjaga persahabatan antara gw,shilla.via
sama oik dan terakhir Zahra bilang kalo dia udah cape dia mau tidur” ucap ify
sesenggukan. Air matanya mengalir deras

Rio merangkul ify semakin erat “positif thinking fy,kalo lo berfikir negating gini lo sama aja doain Zahra yang terburuk”

Ify melepaskan rangkulan rio dan mengusap air matanya “gw percaya Zahra kuat”

Rio tersenyum “ya lo harus percaya itu”

Ify membalas senyum rio dan beranjak dari duduknya menuju mamahnya Zahra yang masih menunggu dengan cemas

“tante. Tante yang sabar ya, Zahra pasti kuat” ucap ify mengelus pundak mamah Zahra

“iya sayang tante percaya. Tapi fy kalo Zahra pergi sekarang tante ikhlas,tante rela mungkin itu yang terbaik buat Zahra”

“tante ko ngomong gitu si? Tante harus optimis kalo Zahra bisa sembuh”

“tante selalu optimis ify. Waktu di London saat Zahra menjalani pengobatan tante selalu optimis kalo Zahra bisa sembuh tapi sekarang….” Tante riva menghentikan ucapannya air mata mengalir di pipinya“ify tante tau
perjuangan Zahra untuk sembuh itu berat dan ketika Zahra difonis sembuh tante
bahagia banget dan ketika semua berkata lain kalo kanker itu menggerogoti tubuh
Zahra lagi tante tau Zahra begitu tersiksa impiannya untuk bisa menjalani hidup
normal lagi hilang.tapi Zahra gak nyerah dia tetep tunjukin kalo dia bisa”

Ify memeluk tante riva,mereka menangis bersama “makanya ify tante sangat ikhlas kalo Zahra pergi,karna tante tau sangat sakit dan sulit untuk Zahra melawan penyakitnya dan mungkin dengan Zahra pergi dia bisa lebih
tenang karna terbebas dari penyakitnya” ucap tante riva dalam tangisnya

Ify gak bisa ngomong apa-apa air matanya terus mengalir. Ify gak mau Zahra pergi tapi kalo emang itu yang terbaik ify juga ikhlas. Mungkin Zahra udah cape sama penyakitnya. 7 tahun Zahra terapi dan itu sangat menyiksa.

“tante ify juga ikhlas” ucap ify lirih

Rio yang melihat adegan dramatis didepannya ikut meneteska air mata. Semua berharap yang terbaik untuk Zahra. tiba-tiba pintu kamar terbuka seorang dokter keluar. Ify yang masih dalam pelukan tante riva bergegas
menghampiri dokter itu “dok gimana keadaan Zahra?”

Dokter tersebut tersenyum getir pada ify dan memegang pundak ify “yang sabar ya, temanmu sudah berjuang semampunya dia anak yang kuat tapi mungkin ini diluar batas kemampuan Zahra”

Ify gak ngerti sama ucapan dokter didepannya “tapi Zahra bisa diselamatin kan dok?”

Dokter itu menggeleng pelan “maafkan saya,Zahra udah pergi untuk selama-lamanya”

DRRR seperti ada petir yang menyambar tubuh ify. Rasanya begitu sakit. Ify terduduk lemas dilantai. Tante riva dan rio menghampiri ify

“sayang… karna keikhlasan kita semua Zahra bisa pergi dengan tenang” ucap tante riva memeluk ify. Ify mengangguk lemas dengan air mata yang terus tumpah. Sekarang sahabat yang ify sayang udah pergi ninggalin ify untuk
selama-lamanya.

“ify,tante kita liat zahra untuk yang terakhir kalinya yuk” ajak rio. Ify dan tante riva mengangguk. dengan langkah gontai ify,rio dan tante riva masuk kekamar rawat Zahra. seorang suster hendak menutup Zahra dengan kain
putih namun dicegah tante riva “tunggu suster saya pengen liat anak saya untuk
yang terakhir kalinya” suster itu mengangguk. tante riva menghampiri Zahra yang
udah gak bernyawa “sayang mamah yakin kamu pasti udah tenang ya karna kamu akan
istirahat semau kamu dan kamu akan terbebas dari penyakit mu. Zahra sayang
mamah ikhlas mamah rela kamu pergi karna mungkin itu yang terbaik” ucap tante
riva mencoba tegar. Ify dan rio menghampiri tante riva. Ify melihat wajah Zahra
yang pucet tapi ify yakin ada senyum diwajah Zahra

“lo yang tegar ya fy” bisik rio mencoba menahan tangis ify

Ify mengangguk pelan “untuk sahabat gw, gw pasti akan tegar yo” ucap ify lirih. Rio merangkul ify disebelahnya. Ify menangis dalam pelukan rio

>>>

Oik membaringkan tubuhnya di tempat tidur, matanya menerawang mengingat kejadian tadi “kenapa gw bisa cerita semua ke ray,kenapa harus dia dan bodohnya kenapa mulut gw bisa ngucapin itu semua”

Oik bangun dari tidurnya,perasaannya galau di satu sisi dia seneng karna bisa berbagi kesedihannya tapi disisi lain oik bingung kenapa kenapa harus ray orangnya.

“AH… tau ah ko gw jadi pusing sendiri ya” oik mengacak rambutnya,disaat seperti ini oik merasa pengen ngumpul bareng ify,shilla sama sivia karna dengan adanya mereka oik bisa lebih tenang. Oik mengambil HPnya
saat hendak menghubungi salah satu diantara via,ify dan shilla. sivia udah
nelfon duluan

“panjang umur banget baru gw mau telfon” ucap oik dengan senyum tipis dibibirnya

“halo. via pas banget ni lo nelfon gw pengen cerita sesuatu”

“aduh oik momentnya gak pas deh” ucap sivia dengan suara serak

“loh kenapa. Terus ko suara lo serak gitu?”

“Zahra ik. Dia….. dia” sivia susah melanjutkan kata-katanya

“kenapa Zahra?” tanya oik penasaran

“Zahra meninggal”

Sontak oik kaget setengah mati. Aduh apalagi ini,hari ini oik baru ngalamin hal yang bikin dia bingung banget dan sekarang kabar kalo Zahra meninggal “lo gak becanda kan via. Aduh vi kalo mau ngerjain gw jangan sekarang
deh gw lagi gak mood becanda”

“oik gw gak becanda gw serius” ucap sivia dengan suara parau. Oik yakin pasti sivia nangis

Oik mendadak lemes “terus sekarang Zahra dimana?”

“gw gak tau,meningan sekarang kita kerumah Zahra aja gw udah hubungin shilla”

“yaudah gw siap-siap” ucap oik mengakhiri telfonnya

“yaampun banyak banget si masalah gw hari ini, ya Allah tolong bilang ini mimpi” oik meneteskan air matanya dan meyakinkan dirinya bahwa ini semua adalah mimpi tapi sayang semua ini adalah nyata



Pagi ini cukup cerah tapi suasana mendung menyelimuti pemakaman Zahra. ya Zahra udah dikubur jasadnya udah tenang. Ify menatap lirih nisan didepannya ‘gw masih ngerasa ini mimpi dan gw sangat berharap ini mimpi. Semoga
ada orang yang bangunin gw dari mimpi buruk ini’ batin ify miris. Tapi sayang
ini adalah kenyataan pahit yang harus diterima ify dan semua orang yang sayang
sama Zahra.

Seorang ustadz membacakan doa didepan makam Zahra,ify sadar banyak orang yang sayang sama Zahra. ini semua terlihat hampir semua temen-temen dan guru di NIS dateng ke pemakaman Zahra dan itu nunjukin kalo selama hidup
Zahra yang singkat ini Zahra udah banyak berbuat baik.

“fy lo gak mua tabur bunganya”ucap shilla membuyarkan lamunan ify

Ify mengangguk dan mengambil bunga dari keranjang yang dipegang shilla.

“selamat tinggal Zahra,semoga kamu bahagia” ucap ify pelan lalu menburkan bunga di tanah yang masih basah didepannya. Saat hendak menaburkan bunga lagi mata ify bertemu dengan mata debo,ify bisa ngeliat ada duka dan
kesedihan yang mendalam dari mata debo, mata debo bener-bener sendu dan itu
nunjukin kalo debo abis nangis. Ify tersenyum getir pada debo tapi debo
membalas sebaliknya,debo melemparkan tampang sinis dan menyalahkan ke ify.
‘debo kenapa,ko dia ngasih tampang gitu’ batin ify bertanya-tanya. Setelah
acara pemakaman selesai semua beranjak meninggalkan makam Zahra. sebelum pergi
ify memandang sebentar makam didepannya cukup lama sampai akhirnya ify
tersenyum

“sekarang kita mau kemana?” tanya shilla saat mereka tiba di depan mobil

Yang lainnya diam. Sivia dan oik saling pandang namun gak tau mau ngomong apa

“anterin gw ke suatu tempat mau gak?” ucap ify memecah keheningan

“kemana fy?” tanya oik yang udah siap dengan kunci mobilnya

“ke sebuah bukit. Nanti gw yang tunjukin jalannya”

“yaudah ayo berangkat” oik membuka pintu mobilnya, sivia,ify dan shilla mengangguk

Mobil oik melaju ke suatu tempat yang jalannya ditunjukin sama ify. Akhirnya tibalah mobil oik disuatu tempat.

“gw turun ya,kalo kalian mau pulang duluan gak papa nanti gw pulang sendiri aja” ify menatap shilla,oik dan sivia bergantian

“lo yakin,apa gak sebaiknya kita nungguin lo aja” tawar sivia, ify menggeleng “jangan gw mau sendiri disini untuk waktu yang cukup lama kalo kalian nungguin takutnya kalian bosen”

Sivia,shilla dan oik saling pandang. Mereka tau ify butuh waktu sendiri untuk nenangin dirinya dan mungkin dengan ify menyendiri itu bisa ngebuat ify lebih baik “yaudah tapi hati-hati ya fy” shilla mengelus pundak ify
matanya menatap ify simpatik

“iya” ujar ify lalu turun dari mobil oik. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan oik menggas mobilnya pergi. Setelah mobil oik benar-benar pergi ify berjalan ke sebuah danau. Danau yang penuh kenangan. Dulu ify,Zahra
dan debo sering main disini,banyak keceriaan yang ify rasain disini. Saat ify
kecil berlari ngejar debo yang ngambil mainannya,saat ify dan Zahra bermain
Barbie dan diganggu debo yang datang bawa mobil-mobillannya. Semua masih
terekam jelas dan tentunya masih sangat terekam jelas diotak ify saat kecelakaan
itu.

“gak gw gak boleh nginget kecelakaan itu,itu semua takdir” ucap ify.ify gak mau nginget kecelakaan itu lagi,ify takut kalo nginget kecelakaan itu lagi akan timbul rasa benci ify sama debo dan ify gak mau itu tejadi. Ify
duduk direrumputan hijau didepan danau. Mata ify menyapu danau didepannya.
Tanpa ify sadari seorang cowo juga duduk lumayan jauh dari tempat ify duduk
sekarang

“baru aja gw ketemu sama lo ra tapi begitu cepatnya lo ninggalin gw” debo menundukan kepalanya,membiarkan air matanya turun “gw sayang sama lo ra,dan ini berat buat gw” debo terus menangis,dari tadi dipemakaman debo
berusaha menahan tangisnya, debo gak mau keliatan lemah didepan ray,iyel,rio
dan cakka

Ify mengalihkan pandangannya. Dan tepat mata ify tertuju ke debo. “ternyata debo masih inget tempat ini” ify bangun dari duduknya dan menghampiri debo “lo disini juga”

Debo mengangkat wajahnya. Kilat marah terpancar dimata debo

“oya deb sebelum Zahra pergi dia nitip ini ke gw. katanya gw harus nyampein ini ke lo” ify menyodorkan gelang berwarna hitam yang diberikan Zahra beberapa hari yang lalu. Debo menatap gelang itu. debo inget gelang itu
terjatuh waktu debo nolongin Zahra saat Zahra jatuh dan itu pertama kalinya
debo ngobrol sama Zahra

“debo, ini gelangnya” ucap ify membuyarkan lamunan debo

Debo mengambil gelang ditangan ify dengan kasar,ify kaget ngeliat reaksi debo tadi “debo lo kenapa”

“gw kenapa. Gak penting gw kenapa” jawab debo kasar

Ify bengong dengernya “lo kenapa debo,kenapa lo marah sama gw?”

“kenapa gw marah sama lo,apa lo gak tau. Ify lo gak sadar apa yang udah lo lakuin ke gw”

Ify menggeleng

“fy gara-gara kebencian lo sama gw lo tega ngebiarin gw ketemu Zahra disaat terakhir hidup Zahra. lo tega sama gw. Asal lo tau gw juga sayang sama Zahra gw peduli sama dia. Dan rasa sayang gw sama dengan rasa sayang yang
lo kasih ke Zahra. tapi apa gw baru tau kenyataan bahwa Zahra adalah rara
disaat terakhir hidupnya”

Ify menghela napasnya berat. Kenapa. Kenapa debo harus nyalahin dia lagi

“debo gw kan udah minta maaf sama lo,dan gw nyesel gw tau akibat kebencian masa kecil gw,gw udah tega misahin sahabat gw sendiri. Tapi pliss gw udah nyesel dan gw minta tolong jangan salahin gw lagi”

Tidak ada komentar: